Dalam dunia otomotif dan industri, istilah Cetane Number (angka setana) sering muncul ketika membahas kualitas bahan bakar diesel.
Bagi pelaku industri, operator alat berat, maupun pengguna kendaraan diesel, memahami cetane number sangat penting karena langsung berkaitan dengan efisiensi mesin, performa kendaraan, dan umur pakai mesin itu sendiri.
Namun, apa sebenarnya cetane number itu? Apa pengaruhnya terhadap pembakaran? Dan bagaimana angka ini menjadi faktor utama dalam memilih bahan bakar diesel yang tepat?
Apa Itu Cetane Number?
Cetane number adalah ukuran untuk menentukan seberapa cepat dan mudah bahan bakar diesel menyala saat disemprotkan ke dalam ruang bakar mesin. Secara sederhana, semakin tinggi cetane number, semakin cepat bahan bakar terbakar setelah disuntikkan.
Istilah ini berasal dari senyawa n-hexadecane (juga disebut cetane), yang memiliki cetane number sebesar 100 dan digunakan sebagai standar acuan. Semakin mirip perilaku pembakaran bahan bakar dengan cetane murni, maka angkanya semakin tinggi.
Sebaliknya, senyawa seperti alpha-methyl naphthalene yang sulit terbakar memiliki cetane number 0, dan digunakan sebagai referensi bawah.
Mengapa Cetane Number Penting?
Bahan bakar diesel tidak menggunakan busi seperti mesin bensin. Sebaliknya, pembakaran terjadi karena udara dikompresi hingga panas dan bahan bakar disuntikkan pada tekanan tinggi. Jika bahan bakar lambat terbakar (cetane rendah), terjadi penundaan pembakaran (ignition delay), yang dapat menyebabkan:
- Mesin lebih berisik
- Emisi gas buang meningkat
- Konsumsi bahan bakar lebih boros
- Mesin bergetar dan tidak responsif
- Umur komponen mesin lebih pendek
Sementara bahan bakar dengan cetane number tinggi dapat:
- Menghasilkan pembakaran lebih halus dan efisien
- Mengurangi emisi gas buang (asap hitam, NOx, dll)
- Meningkatkan performa mesin
- Menjaga kesehatan injector dan piston
- Memudahkan starter mesin, terutama dalam kondisi dingin
Standar Cetane Number di Indonesia
Di Indonesia, angka cetane ditentukan oleh standar nasional dan regulasi pemerintah. Berdasarkan Kementerian ESDM, bahan bakar diesel memiliki beberapa jenis:
- Solar subsidi: Cetane number minimum 48
- Dexlite (non-subsidi): Cetane number sekitar 51
- Pertamina Dex: Cetane number 53–55
Semakin tinggi cetane number, biasanya semakin mahal harga bahan bakar tersebut, namun sebanding dengan kualitas dan efisiensinya.
Cetane Number vs Oktan Number
Banyak orang menyamakan cetane number dengan oktan number, padahal keduanya memiliki fungsi yang berbeda:
- Oktan number (untuk bensin) mengukur ketahanan terhadap knocking (detonasi dini)
- Cetane number (untuk diesel) mengukur kemudahan bahan bakar menyala setelah injeksi
Dengan kata lain, pada bensin kita butuh oktan tinggi agar tidak terbakar terlalu cepat, sementara pada diesel kita ingin bahan bakar menyala lebih cepat, sehingga cetane number tinggi lebih diinginkan.
Bagaimana Cetane Number Diukur?
Pengujian cetane dilakukan di laboratorium menggunakan cetane engine, mesin standar yang mengukur waktu tunda pembakaran bahan bakar. Hasil pengujian dibandingkan dengan campuran referensi antara cetane (CN 100) dan alpha-methyl naphthalene (CN 0) hingga ditemukan rasio yang setara dengan perilaku bahan bakar uji.
Meningkatkan Cetane Number: Mungkinkah?
Beberapa produsen bahan bakar menambahkan cetane improver, senyawa kimia seperti 2-ethylhexyl nitrate (EHN), untuk meningkatkan angka cetane. Hal ini biasa dilakukan pada solar industri untuk:
- Meningkatkan efisiensi
- Memenuhi standar emisi
- Memperbaiki performa kendaraan dan alat berat
Namun, peningkatan ini perlu pengawasan ketat, karena overdosis cetane improver bisa merusak komponen mesin atau menghasilkan emisi beracun.
Dalam memilih bahan bakar diesel, pertimbangkan cetane number sesuai spesifikasi mesin, kondisi kerja, dan target efisiensi operasional.
Untuk sektor industri dan transportasi berat, solar dengan cetane tinggi mungkin lebih mahal, tetapi dapat menurunkan biaya pemeliharaan dalam jangka panjang dan mendukung keberlanjutan lingkungan.