Bahan bakar diesel atau biasa dikenal dengan solar memiliki banyak jenis, misalnya B30, B100, dan D100. Tiga bahan bakar utama tersebut sangat penting di berbagai sektor, terutama industri dan transportasi yang menjadi tulang punggung perekonomian negara kita.
Biosolar yang kini semakin populer menjadi pilihan yang paling ideal. Apalagi dampak pada lingkungan tidak berisiko seperti bahan bakar impor lain. Penggunaan biosolar menjadi solusi mengurangi emisi gas rumah kaca sehingga lebih ramah lingkungan.
Apa saja perbedaan antara B30, B100, dan D100? Mari kita eksplor lebih jauh di artikel ini, yuk!
BBM Diesel B30
B30 adalah campuran dari 30% Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang berasal dari minyak nabati, biasanya kelapa sawit, dan 70% solar konvensional.
Sebagai campuran yang telah terbukti aman dan efektif digunakan pada sebagian besar kendaraan diesel, keunggulan lain dari B30 adalah sudah tersedia banyak di SPBU Pertamina dan harganya yang relatif terjangkau dari jenis biodiesel lainnya.
Bahkan beberapa studi juga menunjukkan B30 dapat meningkatkan efisiensi pembakaran dan mengurangi konsumsi bahan bakar. Sebab, cetane number B30 memiliki nilai tinggi, sehingga kinerja mesin bekerja lebih baik.
BBM Diesel B100
Tidak berbeda jauh dengan B30, B100 juga bahan bakar yang terbuat dari minyak nabati. Namun, yang membedakan adalah B100 murni 100% terbuat dari FAME. Kandungan FAME yang tinggi inilah yang membuat B100 memiliki potensi yang lebih besar dalam mengurangi emisi gas buang.
Dengan kandungan FAME yang lebih tinggi, B100 mampu mengurangi partikel-partikel berbahaya bagi kesehatan, serta emisi gas rumah kaca secara signifikan. Hal ini menjadi pertanda bahwa B100 sangat baik bagi kualitas udara dan lingkungan.
BBM Diesel D100
Di sisi lain, bahan bakar D100 atau green diesel merupakan jenis biodiesel yang dihasilkan melalui proses hidroprocessing minyak nabati. Proses ini menghasilkan bahan bakar dengan kualitas yang sangat tinggi, bahkan setara atau lebih baik daripada solar konvensional.
Salah satu keunggulan utama D100 adalah dapat digunakan pada kendaraan diesel tanpa perlu modifikasi. Hal ini membuat D100 sangat potensial untuk menjadi pengganti solar sepenuhnya di masa depan.
Namun, dengan kualitasnya yang tinggi tentu harga yang ditawarkan juga lebih mahal dari jenis B30 dan B100.
Pilihan jenis biodiesel sangat bergantung pada berbagai faktor, seperti jenis kendaraan, ketersediaan, dan kebijakan pemerintah. Namun, satu hal yang pasti, penggunaan biodiesel secara berkelanjutan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan.
Sumber:
https://katadata.co.id/berita/nasional/5f10229a9a313/pertamina-produksi-d100-apa-bedanya-dengan-b100